Advertisement

Perkara libur(an) Mamak!



Assalamualaikum...

Sudah level berapa tingkat kebosanan kalian berada di rumah nih mak? sabar ya mak. Saya juga sudah hampir dua minggu ini wara-wiri aja di rumah dalam rangka mengikuti anjuran pemerintah. Sebagai manusia kita kan cuma berusaha dengan cara yang sudah di gaungkan pemerintah selebihnya yuk perbanyak doa semoga wabah ini segera berlalu.



Sebagai Working Mom momen WFH ini {Well, sebenarnya gak tepat sih kalau saya menyebut WFH karena sebenarnya saya di liburkan bukan WFH dalam artian sebenarnya} adalah kesempatan emas saya untuk menciptakan bonding dengan si bocil. Selama 24 jam saya bersama si kecil, ternyata ada banyak hal yang membuat saya ngeh bahwa si kecil di rumah bukan lagi si anak bayik menggemaskan kemarin sore. Dalam tumbuh kembangnya, ternyata banyak tingkah dan polah si kecil yang bikin emosi tingkat tinggi an bikin darah mendidih. Helloow..kemana aje lo Mak!


Setelah beberapa hari berdiam diri di rumah, saya melihat penampakan rumah yang sebenarnya. Mainan berserakan macam kapal, tumpahan meses di lantai, belum lagi teriakan nyaring si kecil yang menggetarkan gendang telinga. Barulah Mamak tersadar, betapa orang rumah selama ini menghadapi hal-hal kayak gini tiap hari dengan selow, gak pake ngeluh. Huhuhu jadi pengen peluk emak guwe deh.

Baru dua hari momong bocah, saya yang masih lemah dalam manajemen emosi ini suka lupa untuk merendahkan suara alhasil yang terjadi adalah teriakan tujuh oktaf yang keluar saat melihat si kecil susah di bilangin, gak mau di atur dan semaunya sendiri. Kalau sudah demikian saya pilih untuk menghilang sejenak, menyerahkan tongkat estafet pada ibu saya lalu nangis sesegukan. :-(

Jadi ibu itu harus tetap waras!

Saya lupa dimana ya saya baca tagline diatas? memang ada benarnya sih, menghadapi anak di fase threenager butuh kewarasan yang sangat. Kebayang kan selama saya kerja, ibu saya menghadapi si kecil sendirian dan tetap baik-baik saja. Sifat keukeuhnya, gak mau diatur-nya, ngambeknya seolah jadi satu paket di usia ini. Kadang saya kelepasan membandingkan si kecil dengan anak lain seperti, "kenapa sih anak gw kok gak bisa anteng kaya anak sebelah." Saya gak suka membandingkan anak, tapi kalau sudah kelepasan begitu, duh, rasanya pengen peluk si kecil dan minta maaf deh.

Mak, menghadapi kondisi carut marut di rumah dengan anak memang gak akan ada habisnya. Saat emosi memuncak, gak ada salahnya kok menghilangkan dari pandangan si kecil saat ia mulai tak terkendali. Minta tolong paksu atau orang tua untuk ambil alih pengasuhan selama 15 menit. Terus kita ngapain? minumlah dulu, tarik nafas pelan atau bisa juga mengalihkan pada kegiatan receh ngecek shopee, misalnya. #ehh :-P yang penting kita harus tetap waras Mak, gak boleh kebawa stress.

Usai lima belas menit berlalu, hadapilah si kecil dengan senyuman kalau di kasus saya biasanya si kecil bakal jual mahal dulu, setelah di rayu-rayu, di puja dan puji barulah dia merapat lagi sama Mamaknya :-D

#DIRUMAHSAJA bikin Mamak lebih kreatif

Ditengah pandemi gini para Mamak pasti lebih menjaga ketat keluarganya kan. Sebisa mungkin berdiam diri di dalam rumah alias gak kemana-mana dan ini juga berlaku buat si kecil. Kalau gak penting-penting banget gak usah deh main keluar. Bosen dong Mak! nah kan ini jadi PR buat para Mamak gimana supaya si kecil betah main di dalam rumah dan gak terus-menerus menonton youtube.

Menurut saya sih Mak, anak itu pada dasarnya yang penting main, mau itu dengan mainan harga sejuta atau harga sepuluh ribu ya buat dia seru aja. Kalau si kecil sudah bosan dengan mainannya, Mamak bisa cari akal untuk main bersama dengan alat di rumah. Saya biasanya cari contekan di akun parenting instagram Mak, pasti ada aja idenya. Bahkan dengan permainan sederhana seperti memindahkan barang dengan kain gendongan pun sudah terlihat sangat menarik di mata si kecil atau balapan menggelindingkan rol bekas lakban saja sudah bikin si kecil tertawa riang loh Mak.

Awas Godaan belanja Mak!

Duh, hampir dua minggu di rumah begini juga menurut saya ada gak enaknya Mak. Saya gak tahan untuk gak buka akun marketplace :-D ada yang senasib gak sih. Godaan baju anak, harga susu yang lebih murah, pengen mainan yang mirip kaya punya tetangga jadi bikin mamak lebih impulsif. Belum lagi WAG yang rajin nawarin PO camilan bikin jiwa belanja ini meronta-ronta ye khaaan.

Sssstt.. jangan kalap Mak. Kalau hidup kita senyaman mbak Nia bawang merah sih yuk aja di cuuss aja totalannya, yang bahaya kan justru karena kita bukan mbak Nia :-P

Kalau ngikutin hasrat sih maunya di borong semua ya Mak, tapi kalau saya pakai trik gini, barang yang saya incer saya masukin ke list favorit atau keranjang dulu. Kalau gajian tiba dan ada lebihnya barulah saya checkout. Gimana kalau pas sudah ada uangnya ternyata barangnya Sold? jangan berekspektasi setinggi langit Mak, namanya juga usaha menyelamatkan pos rumah tangga. Yakinkan saja di dalam sanubari Mamak kalau barang itu bukan rejekimu, Mak. Ingat ya Mak, jangan sampai besar pasak daripada tiang, bisa-bisa nanti hubungan sama paksu jadi merenggang. ^_^

Yuk Mak jadikan momen WFH/libur atau apalah namanya jadi semacam pembuktian diri kalau kita bisa jadi mamak yang strong dan juga kreatif. Mamak lainnya pasti punya cerita yang lebih menarik dong dimasa sosial distancing ini, bagi-bagi di kolom komentar yuk, Mak.

Pesan saya sih jangan lupa perkuat bonding dengan si kecil Mak, karena kalau wabah ini berkahir tentunya waktu kita untuk anak akan terganggu lagi oleh pekerjaan dan segala urusan lainnya ya Mak.



Ciaoo..sehat-sehat terua ya Mak.

Love you.

Posting Komentar

0 Komentar