Sejak memasuki usia dua tahun, Ale mulai terlihat pilih-pilih dalam soal makanan. Saya juga gak tahu kenapa dia sejak itu menolak nasi. Gak kayak ibuknya yang doyan semua jenis nasi asal bikin kenyang hehehe. Jika si kecil menolak nasi memang jadi persoalan yang bikin stress ya buk. Saya harus memikirkan alternatif lain agar kebutuhan si kecil terpenuhi dengan tetap mempertimbangkan nutrisi. Saya pun akhirnya diskusi di sebuah grup parenting mengenai persoalan ini. Voilaaaa..jawaban dari teman-teman sedikit melegakan.
Ale memang
menolak nasi tapi tetap mau kalau di beri sayur hijau seperti brokoli, tahu,
sawi hijau, kacang merah ke dalam makanannya. Tinggal ibuk yang mikirin cara
mengganti karbohidrat ke dalam menu makanannya. Saya menemukan istilah baru
dari kasus yang di alami Ale, ”Picky Eater”.
Picky Eater sendiri adalah saat anak masih mau mengonsumsi minimal satu jenis makanan dari tiap kelompok makanan. Misalnya anak menolak makan nasi yang merupakan jenis karbohidrat tetapi masih mau makan roti. Sedangk8an, Selective Eater adalah saat anak menolak semua jenis makanan dalam kelompok tertentu. Misalnya anak menolak konsumsi semua jenis karbohidrat baik nasi, roti ataupun jenis karbohidrat lain
Bunda.co.id
Di lansir dari instagram
parentalk.id, ”Kondisi picky eater ini umum terjadi pada anak usia 2-5 tahun.
Biasanya anak maunya makan itu-itu saja.”
Setelah menemukan
permasalahannya, saya berinisiatif mencari menu karbohidrat pengganti nasi. Usia
dua tahun adalah usia yang sangat membutuhkan energi besar karena si kecil mulai banyak bergerak,
apalagi Ale sangat aktif sekali. Jadi sangat penting mengisi kebutuhan
karbohidratnya dan nutrisi lainnya. Hasil berkali-kali googling dan Trial
akhirnya ketemu deh menu yang pas dan pastinya di sukai oleh Ale.
1. Makaroni
Makaroni termasuk
jenis pasta yang terbuat dari tepung semolina, telur, dan air, sehingga
memiliki tinggi kandungan protein dan
gluten. Ale sangat suka dengan menu sop makaroni, jadi saya tinggal
memvariasikan bahan pelengkap seperti wortel, brokoli, tahu, telur puyuh, labu
siam atau ayam dan daging. Ditambah bumbu sop racik yang tersedia di toko dan
warung. Alhamdulilah Ale suka banget dan bisa di bilang ini adalah menu utama sehari-hari
sebagai pengganti nasi.
![]() |
dokumen pribadi |
2.
Spaghetti
Pasta satu ini
juga termasuk kesukaan Ale. Diolah dengan resep aglio olio karena tidak ada
rasa pedas, Ale bisa habis semangkuk kalau di berikan menu ini. Spaghetti menurut
saya bisa kok di jadikan sebagai pengganti nasi karena terbuat dari tepung
gandum dan air, juga memiliki kandungan protein dan kalori yang besar.
![]() |
dokumen pribadi |
3.
Roti
Ale suka roti
tapi bukan untuk menu setiap hari, jadi ibuk berikan roti sebagai selingan di
pagi atau sore hari. Roti terbuat dari tepung gandum dan air juga ragi. Ale
suka dengan roti yang manis semacam papa buns atau roti anget yang biasa di
jual abang roti keliling.
![]() |
foto : sahabatnestle.coid |
4.
Mie
Gak salah ngasih
anak mie? Just info, ibuk gak memberi si kecil mie setiap hari kok. Hanya
variasi supaya ia tidak bosan. Pilihan Mie pun saya berusahan untuk gak selalu mie instan, kadang mie ayam (yang
dia suka banget), dan bihun. Bahan dasar dari mie umumnya berupa tepung terigu
dan soba, dan juga memiliki kandungan karbohidrat sehingga bisa di jadikan menu
sebagai pengganti nasi. Beberapa kali Ale juga sangat suka bakso jadi bisa saya
juga gak terlalu khawatir ia kekurangan karbohidrat karena bakso juga terbuat dari tepung dan air.
![]() |
foto: Pexel |
Beberapa kali
saya pernah mendapat pertanyaan, boleh gak sih pasta untuk bayi dan balita? Alhamdulilah
ibuk mendapat jawabannya setelah tak lelah mencari artikel terkait, ”Boleh.
Asalkan, mereka tidak alergi gluten dan dimasak sesuai dengan kemampuan
mengunyah dan menelan anak. Perhatikan teks - tur masakan, sebab beda usia akan
beda tekstur makanan yang bisa mereka makan.” https://www.ayahbunda.co.id/
Setiap ibuk pasti
memikirkan agar asupan si kecil bisa terpenuhi. Asalkan kita mau belajar dan
mencari informasi yang sesuai ya buk. Sedih rasanya kalau melihat si kecil
justru tidak bersemangat di usia aktifnya. Yuk buk, kita belajar dan belajar
lagi karena tumbuh kembang anak secara fisik dan emosi dalah tanggung jawab
kita.
Sumber :
https://www.sahabatnestle.co.id/i.html
14 Komentar
Syukurlah Mbak Anne sudah menemukan jawabannya untuk buah hati tercinta😊.