Advertisement

Ketika Tangan Ale Retak

 Hufht. Akhirnya ibuk bisa menarik napas lega setelah keluar dari ruangan dokter. Ya. Sudah empat bulan ini, Ale dalam penanganan dokter ortopedi akibat insiden yang di alaminya. Alhamdulillah sudah membaik walaupun harus mengurangi aktifitas yang menjadi kesukaannya. 

Jadi empat bulan lalu kami sedang makan di gerai cepat saji. Seperti biasa Ale bermain di arena permainan anak yang tersedia. Tidak lama bermain Ale datang menghampiri meja sembari menangis kencang dan memegangi tangannya. Tampaknya ia kesakitan sekali. Ia pun bercerita saat bermain tadi ia di dorong oleh anak yang lebih besar dari perosotan. 


Ibuk pikir hanya keseleo biasa oleh karena itu ibuk panggilkan tukang urut namun seminggu kemudian tak kunjung membaik. Puncaknya, ibuk di kabarkan kalau Ale jatuh di sekolah dan mengenai tangan yang sama. Panik. Shock. Kalut. Semua perasaan campur aduk. Sore itu juga ibuk membawa Ale ke RS. 



Usai di gali sebab-sebab jatuhnya dan di ambil foto ronsen, terkuaklah kalau lengan kanan Ale retak. Ingin menangis rasanya ya, membayangkan aktifitas Ale akan terhenti sementara karena tangannya yang harus di gips. Dokter menyarankan agar Ale tidak terlalu banyak aktivitas agar retak di tangannya tidak melebar. Beruntung Ale kooperatif selama di periksa dan bisa mengikuti instruksi dokter dengan baik. Beberapa kali ia bertanya ketika akan di ronsen ataupun gugup ketika akan di pasang gips, mungkin karena melihat guntingnya yang berukuran besar. 


Ibuk harus meyakinkan Ale berkali-kali untuk mengurangi 'petakilan'nya selama di gips. Pantangan yang di berikan dokter seperti tidak mendorong, memukul, bergelantungan sampai membawa benda berat. Ale menurut dan paham. 

Selama empat bulan ini Ale bergantung pada satu lengan karena lengan kanannya di gips. Sekolah, makan, main semua di lalukan dengan tangan yang di gips. Terkadang ia mengeluh gatal dan minta di olesi cream ataupun minyak oles. Ibuk harus mengganti gipsnya setiap hari agar kulitnya tidak ruam. 



Kecelakaan memang tidak dapat di duga, dimanapun dan kapanpun bisa saja terjadi. Ibuk tidak lantas menyalahkan pihak lain karena memang tidak melihat secara langsung. Ibuk hanya memberi pengertian pada Ale bahwa kejadian ini bisa terjadi pada siapa saja dan meminta Ale untuk berhati-hati. 


Alhamdulillah Ale sudah bisa beraktivitas seperti sedia lala namun di sarankan dokter sementara berhenti dulu mengikuti olahraga kesukaannya yaitu futsal. 


Posting Komentar

3 Komentar

Me mengatakan…
Insyaallah biasanya kalau anak kecil lebih cepat pulih...lekas sembuh ya ananda Ale...Insyaallah akan semakin baik dan bisa bebas beraktivitas lagi
Nurul Sufitri mengatakan…
Wah, lekas pulih ya dek Ale kesayangan mamah :) Sementara waktu ga bisa main futsal dulu ga apa2 deh. Nanti kalau sudah boleh sama dokternya baru deh main lagi hehehe. Semangat ya.
Dewi Rieka mengatakan…
Duh sedih bacanya, Alhamdulillah Dek Ale sudah membaik ya semoga bisa cepat sembuh dan pulih seperti sediakala jadi bisa main futsal lagi yaa...